DUA PULUH
Meilani ragu-ragu membuka pintu penumpang
mobil Altan dan memasukinya. Untuk beberapa saat, Meilani terdiam di samping
pintu itu sampai kemudian Altan yang tadinya sudah berada di dalam mobil keluar
untuk menyadarkan Meilani dari lamunannya.
Altan berdiri di depan kap mobilnya dengan
lengan yang terlipat di depan dadanya. “Heh! Malah bengong. Masuk cepet.”